Sabtu, 25 September 2010

PERENCANAAN PENGAJARAN SAINS -Lidia H Sambeta-

PERENCANAAN PENGAJARAN SAINS
BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Pendidikan pada saat ini dihadapkan pada tuntutan tujuan yang semakin canggih, semakin meningkat baik ragam, lebih-lebih kualitasnya (Tilaar, 1997). Di sisi lain, berdasarkan hasil evaluasi dengan kurikulum 1994 yang berbasis kontent (Karim, 2000), diketahui bahwa siswa belum mencapai kemampuan optimalnya. Siswa hanya tahu banyak fakta tetapi kurang mampu memanfaatkannya secara efektif. Sementara itu, pemerintah dan masyarakat berharap agar lulusan dapat menjadi pemimpin, manajer, inovator, operator yang efektif dan yang mampu beradaptasi dengan perubahan. Oleh sebab itu, beban yang diemban oleh sekolah, dalam hal ini adalah guru sangat berat, karena gurulah yang berada pada garis depan dalam membentuk pribadi anak didik. Dengan demikian sistem pendidikan di masa depan perlu perencanaan yang matang agar dapat menjadi lebih responsif terhadap tuntutan masyarakat dan tantangan yang akan dihadapi di dunia kerja di masa mendatang.
Jika seorang insinyur akan membangun jembatan, langkah pertamanya adalah membuat desain tentang jembatan itu. Demikian pula seorang ahli pertanian jika akan membuka, mencetak, dan mengolah lahan pertanian, tentu terlebih dahulu membuat perencanaan tentang langkah-langkah kerja yang akan dilakukannya. Perencanaan dan desain merupakan prasyarat yang sangat penting yang harus dilakukan jika ingin melaksanakan usaha-usaha yang berhasil dan bermutu (Hamalik 2009).
Mata pelajaran sains adalah ilmu yang terus menerus berkembang dan perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Dalam membelajarkan sains kepada siswa guru harus memiliki kemampuan profesional dalam bidangnya antara lain mendesain pengajaran yang tentunya terampil juga dalam melaksanakan, karna seorang guru bukan berhadapan dengan beda-benda mati tetapi anak manusia yang sedang  tumbuh dan berkembang dan guru juga berkewajiban moral terhadap anak didiknya kearah cita-cita bangsa yang berlandaskan Pancasila.
B.  Tujuan
Tulisan ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah perencanaan pengajaran dan menambah wawasan para pembaca, khususnya para mahasiswa pascasarjana sains Universitas Tadulako palu agar nantinya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar mampu merencanakan pengajaran sebulum mengajar.
 BAB I
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Perencanaan Pengajaran
Roger A. Kaufman mengemukakan bahwa "Perencanaan adalah suatu proyeksi (perkiraan) tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai. Menurut Subroto ( 1997 ). Perencanaan terjadi pada dua tingkat yaitu kurikulum umum dan instruksional yang spesifik untuk pengajaran dalam kelas. Secara umum tugas guru dalam menyusun program pengajaran diantaranya program tahunan pelaksanaan kurikulum, semester, satuan pelajaran dan perencanaan program mengajar. Menurut Afandi (2010) Perencanaan mendahului pelaksanaan suatu kegiatan, mengingat perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan kemana harus pergi dan mengidentifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien.
Dalam kamus bahasa Indonesia Kamisa (1997) mengatakan pengajaran adalah proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan. Sementara itu Tardif (1987) memberi arti pengajaran secara terperinci yaitu : A preplanned, goal directed educational process designed to facilitate learning, yaitu pengajaran adalah sebuah proses pendidikan yang sebelumnya direncanakan dan diarahkan untuk mencapai tujuan serta dirancang untuk mempermudah belajar.
Perencanaan pengajaran adalah rancangan pelaksanaan prinsip-prinsip umum dalam mengajar didalam pelaksanaan tugas mengajar dalam suatu interaksi pengajaran tertentu yang khusus baik yang berlangsung didalam kelas maupun diluar kelas.
B.  Fungsi , Jenis dan Model Perencanaan Pengajaran
Perencanaan pengajaran berfungsi sebagai berikut:
1.    Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan hubungannya dengan pengajaran yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan itu.
2.    Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pengajarannya terhadap pencapaian tujuan pendidikan.
3.    Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pengajaran yang diberikan dan prosedur yang dipergunakan.
4.    Membantu guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan murid, minat-minat murid, dan mendorong motivasi belajar.
5.    Mengurangi kegiatan yang bersifat trial and error dalam mengajar dengan adanya organisasi kurikuler yang lebih baik, metode yang tepat dan menghemat waktu.
6.    Murid-murid akan menghormati guru yang dengan sungguh-sungguh mempersiapkan diri untuk mengajar sesuai dengan harapan-haran mereka.
7.    Memberikan kesempatan bagi guru-guru untuk memajukan pribadinya dan perkembangan profesionalnya.
8.    Membantu guru memiliki perasaan percaya pada diri sendiri dan jaminan atas diri sendiri.
9.    Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa memberikan bahan-bahan yang up to date kepada murid.
Dilain pihak masih ada guru yang berpandangan bahwa perencanaan pengajaran tidak perlu karena (1) Hanyalah sebagai alat para sipervisor untuk mengecek pekerjaan guru, (2) Guru mendapat tugas mengajar yang terlalu memberatkan sehingga mereka tidak punya waktu untuk mendesain proses pengajaran, (3) kenyataan banyak guru yang berhasil tanpa perencanaan pengajaran, (4) dari tahun ke tahun hanya secara rutin mengerjakan hal yang sama.
Adapun jenis perencanaan pengajaran dapat kita lihat antara lain:
1.    Perencanaan Permulaan (preliminary Planning);
Perencanaan ini sangat diperlukan bagi guru-guru baru dan bagi guru-guru yang baru mulai tugasnya disuatu sekolah. Dari permulaan tugasnya itu guru perlu mengadakan serangkaian penyesuaian diri terhadap situasi-situasi baru, membantu murid yang mengalami masalah dan rasa tidak aman karena baru masuk sekolah, menimbulkan kesan yang menyenangkan bagi murid-murid agar menjadi betah bersekolah dan lain-lain. Guru yang memperoleh keterangan dan pengetahuan yang lengkap dan teliti tentang tugas-tugas yang akan dikerjakan yang berkaitan dengan sekolah, murid, masyarakat sekitar sekolah dan hubungannya dengan sesama guru dan para administrator , supervisor bahan-bahan dan keterangan tersebut dapat diperoleh dari: (1) buku petunjuk administrasi dan personalia, (2) manual guru, (3) pedoman kurikulum dan rencana pelajaran, (4) petunjuk pengajaran secara umum, (5) buletin mengajar atau buletin sekolah, buletin kantor penilik, buletinPGRI, (6) laporang tentang murid yang dibuat sekolah, (7) buku pegangan murid, (8) bahan-bahan deskriptif dari masyarakat setempat, (9) catatan tentang murid yang ada disekolah.
2.    Perencanaan Tahunan
Perencanaan ini berfungsi sebagi rencana sebagai rencana jangka panjang (general long-rang planning) untuk sekolah. Disusun berdasarkan kurikulum course of studies yang memberikan bahan-bahan tentang pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan bagi murid pada setiap kelas/tingkat. Setiap course of study berisikan pokok-pokok pelajaran. Kalau kurikulum atau course itu belum teruraikan maka sebaiknya guru berusaha membuat uraiannya dalam bentuk suatu rencana tahunan, untuk setiap mata pelajaran. Langkah-langkah yang ditempuh ialah sebagai berikut; (a) menentukan tujuan-tujuan dari pelajaran itu, (b) menyusun skop pelajaran berdasarkan tujuanyang dicapai, (c) mengorganisasikan isi pelajaran dalam bentuk masalah-masalah atau unit-unit atau unit minat siswa, (d) menentukan metode mengajar untuk setiap pokok unit.
3.    Perencanaan untuk Hari Pertama
Rencana ini perlu dibuat oleh guru, agar dapat menghadapi hari pertama dari tugasnyasecara efektif dan menimbulkan kesan yang menyenangkan bagi murid-murid sebagai landasan yang baik untuk hari-hari berikutnya. Rencana hari pertama ini memuat hal-hal antara lain melaksanakan hal-hal yang bersipat rutin, prosedur dan bahan pengajaran, pengaturan tempat duduk murid, cara pendekatan guru terhadap murid misalnya mengadakan diskusi, demonstrasi, menugaskan seorang murid untuk menceriterakan pengalamannya (semasa liburan) didepan kelas,pendekatan informal, memberikan keterangan-keterangan pendahuluan tentang tujuan-tujuan pelajaran dan bahan-bahan bacaan yang diwajibkan. Direncanakan juga tentang partisipasi murid, tugas-tugas bagi murid dalam pertemuan selanjutnya.
4.    Perencanaan Terus Menerus
Perencanaan yang telah disusun sebelumnya hanyalah pada garis besarnya saja. Rencana itu harus bersifat fleksibel, artinya setiap saat apabila perlu dapat diubah, dilengkapi atau dikurangi. Perubahan ini dilakukan sambil berjalan, sehingga rencana itu betul-betul bersifat dinamis. Perubahan itu mencakup dua segi, yakni segi bahan dan segi siswa. Segi bahan ialah dalam bentuk penambahan atau pengurangan bahan sesuai dengan perkembangan ilmu dan mata pelajaran serta kebutuhan pengetahuan bagi siswa. Segi siswa ialah mengingat adanya kebutuhan dan minat yang timbul pada siswa sehingga rencana itu perlu disesuaikan dengan minat dan kebutuhan itu. Namun demikian guru tidk perlu menyususn suatu perencanaan  yang teliti dan seksama sebelumnya, sebagai modal dasar dalam melaksanakan operasi pengajaran.
5.    Perencanaan Bersama
Penyususnan perencanaan adalah menjadi tanggung jawab bersama dari semua guru, kepala sekolah,penilik,dan pengawas. Mereka bersama-sama didalam suatu kelompok kerja menyususn suatu rencana yang luas yang dapat menjadi pegangan atau pedoman bagi semua guru  yang disebut Resourse unit. Berdasarkan rencana umum itu setiap guru atau suatu tim guru dapat menyusun suatu unit belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan kelasnya masing-masing. Kegiatan kerja sama membuat rencana ini bukan saja bermanfaat bagi guru dalam persiapan mengajar secara efektif, akan tetapi juga dapat menjadi media bagi setiap guru untuk mengembangkan dirinya, memupuk profesionalnya. Dan secara tidak langsung sesunggunya merupakan kegiatan inservice training bagi guru asalkan kelompok kerja itu berada dibawah pimpinan seorang kepala atau direktur yang mampu.
6.     Mengikutsertakan Murid dalam Perencanaan
Dalam batas-batas tertentu, guru dapat mengikutsertakan murid dalam membuat perencanaan belajar. Alasan yang mendukung pandangan ini ialah guru menghargai pribadi murid. Kepada mereka perlu diberikan kesempatan menyumbangkan pikirannya dalam diskusi kelompok penyusunan rencana, agar rencana itu milik mereka dan bertanggung jawab melaksanakannya. Namun demikian guru tetap membuat dulu suatupre planning dan telah mengdakan penjajakan sebelumnya tentang kebutuhan dan minat mereka sehingga pre-planning yang telah disiapkan itusejalan dengan keinginan murid dan menghindari banyak perubahan-perubahanyang tidak perlu. Karena itu guru harus terampil mencari suatu prosedur yang dapat mendorong partisipasi murid dalam perencanaan. Terhadap murid-murid yang lebih muda tentu berbeda dengan murid-murid yang sudah lebih matang, dalam arti kesempatan dan bimbingan yang diberikn disesuaikan dengan keadaan kematangan mereka.
Pada sekolah-sekolah yang sudah lebih maju, yang menggunakan metode, murid-murid bekerja sama membuat rencana kegiatan dalam hampir semua aspek kehidupan sekolah, seperti kegiatan-kegiatan sosial, prosedur belajar mengajar, tujuan unit, memilih cara penyajian, dan evaluaisi hasil belajar. Tentu saja disekolah kita yang belum mempergunakan metode proyek, guru dapat mencari cara lain yang lebih cocok dengan tuntutan kurikulum yang tentunya tidak mengabaikan kebutuhan dan minat anak didiknya.
7.    Perencanaan Jangka Panjang
Perencanaan jangka panjang adalah suatu rencana dalam rangka melaksanakan rencana permulaan yang bersipat umum. Rencana umum tersebut pada hakekatnya berisi saran-saran tentang aktifitas dan bahan pengajaran yang harus memperhatikan ketentuan-ketentuan yang telah ada disekolah yang berisikan aspek-aspek antara lain:(1) Perumusan tujuan dalam rangka mencapai tuj uan pendidikan, (2) memilih isi dan kegiatan-kegiatan belajar sehubungan dengan tujuan-tujuan pelajaran, (3) mengorganisasi isi menjadi unit-unit pelajaran, (4) menyususn unit-unit belajar dalam hubungan dengan tujuan-tujuan pelajaran dan kematangan murid, (5) mengadakan seleksi atas prosedur-prosedur mengajar yang akan digunakan, (6) mempertimbangkan metode avaluasi yang akan digunakan.
8.    Perencanaan Pengajaran Unit
Salah satu contoh pola pola perencanaan unit adalahsebagai berikut:
Judul unit
Subjek        :.......................                                    Kelas:...............................
Tanggal       :.......................                                    Guru:................................
I.                   Perumusan masalah (berdasarkan pada kebutuhan murid).
II.                Tujuan-tujuan guru                  - Perubahan-perubahan sikap murid yang  
                                                       diinginkan  meliputi: apersepsi, sikap,   
                                                       pengetahuan, dan minat ketrampilan, kerja
                                                       sama.
III.             Tujuan-tujuan murid                - pengertian-pengertian dasar, konsep-
                                                       konsep generalisasi, kebiasaan, abilitas,
                                                       ketrampilan, bekerja sama.
IV.             Perencanaan permulaan guru.
a.       Hasil yang diharapkan
b.      Bahan-bahan yang perlu
c.       Diskusi permulaan dengan murid-murid mengenai hal itu
V.                Memulai (Melancarkan Unit)
a.      Pertanyaan-pertanyaan yang menantang oleh guru
b.      Pameran atau mempertunjukkan gambar
c.       Demonstrasi didepan kelas
d.      Film
VI.             Perencanaan Murid
a.      Pertanyaan-pertanyaan dan saran-saran dari murid mengenai unit.
b.      Pertanyaan-pertanyaan yang timbul dari guru
VII.          Kegiatan-kegiatan yang disarankan
a.      Karya wisata, wawancara, kerja panitia, sumber bahan lainnya.
VIII.       Bahan-bahan yang disarankan
a.      Referensi baca pokok
b.      Audio visual
c.       Manusia sumber
IX.              Kegiatan-kegiatan kulminasi
a.      Merangkum penemuan-penemuan oleh individu dan panitia
b.      Pameran model dan gambar-gambar
c.       Menentukan apa yang telah timbul diluar study
X.                Evaluasi dalam hubungan dengan hasil-hasil yang diharapkan oleh pendidik dan peserta didik
XI.             Daftar bacaan
a.      Alat-alat pengajaran
b.      Buku untuk murid dan referensi
c.       Alat-alat audio visual
9.    Perencanaan mingguan
Rencana mingguan adalah suatu rencana mengajar yang disusun untuk selama satu minggu, dimana didalamnya berisikan rencana harian untuk setiap mata pelajaran. Rencana mingguan sebaiknya dalam bentuk garis besarnya saja dan rincian lebih detail dibuat dalam bentuk lesson plan.
10.    Rencana kerja harian
Pada pokoknya rencana kerja harian itu terdiri dari dua kegiatan ialah resitasi dan directed stdy. Kedua kegiatan ini dihubungkan dengan tujuan unit dan tujuan pelajaran. Kedua kegiatan senantiasa berkaitan tetapi directed stdy lebih diutamakan.untuk membuat rencana study murid ini guru perlu memperhatikan hal-hal: (1) lingkungan fisik harus serasi untuk belajar, (2) tersedianya kesempatan untuk memperoleh bahan-bahan utuk dipelajari, (3) cara mendorong motivasi belajar siswa, (4) diagnosa kesulitan belajar, (5) prosedur membimbing study murid-murid, (6) metode mengatasi kesulitan-kesulitan kelompok, (7) cara mengecek efisiensi belajar murid
Persiapan Mengajar Harian (Daily Lesson Plan)
Pembuatan Rencana Program Pembelajaran (Lesson Plan) harus mempertimbangkan hal-halantara lain: (1) tujuan pembelajaran harus dirumuskan dengan jelas baik tujuan umum maupun tujuan khusus, (2) memilih dan menyususn secara baik bahan-bahan instruksional untuk digunakan mencapai tujuan, (3) memilih prosedur atau metode mengajar dengan teliti, bervariasi, dan terperinci, agar penyampaian bahan dilakukan secara efektif, (4) petunjuk tentang jumlah waktu yang disediakan untuk setiap bagian pelajaran, (5) aplikasi bahan-bahan didalam sekolah dan situasi-situasi diluar sekolah, (6) daftar bacaan bagi guru dan murid dan bahan-bahan pelengkap lainnya, (7) evaluasi kemajuan belajar, (8) saran saran untuk revisi rencana, sesudah dilaksanakan. Bentuk rencana ini bukan satu-satunya rencana yang harus dipertimbangkan tapi guru dapat membuat lebih terperinci lagi atau garis besarnya saja. Asalkan bentuk rencana dapat menentukan nilai atau fungsi dari suatu rencana.
Model-model perencanaan pengajaran adalah sebagai berikut:
A.      Perencanaan Pengajaran Versi PBTE
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sistemik yang mempertimbangkan semua faktor dan komponen-komponen yang ada, sehingga pelaksanaan program akan berjalan secara efisien dan efektif. Berdasarkan pola pendekatan tersebut maka sistem instruksional dikembangkan melalui prosedur sebagai berikut (1) Merumuskan asumsi secara jelas, eksplisit, dan khusus. (2) Mengidentifikasi kompetensi, (3) Merumuskan tujuan secara deskriptif, (4) Menentukan tingkat-tingkat kriteria dan jenis asessment. (5) Pengelompokan dan penyusunan tujuan-tujuan pelajaran berdasarkan urutan psikologis untuk mencapai maksud-maksud instruksional, (6) Mendesain strategi instruksional. (7) Mengorganisasi sistem pengelolaan kelas, (8) Mencobakan program, (9) Menilai desain instruksional, (10) memperbaiki kembali program
B.       Perencanaan Pengajaran Sistemis
Suatu model penggunaan pendekatan sistem dalam rangka mengembangkan course design langkah-langkah sebagai berikut: (1) identifikasi tugas-tugas, (2) analisis tugas, (3) penetapan kemampuan, (4) spesifikasi Pengetahuan, Ketrampilan dan sikap, (5) identifikasi kebutuhan pendidikan dan latihan, (6) perumusan tujuan,(7) kriteria keberhasilan program, (8) organisasi sumber-sumber belajar, (9) penilaian strategi pengajaran, (10) uji lapangan program, (11) pengukuran reliabilitas program, (12) perbaikan dan penyesuaian program, (13) pelaksanaan program, (14) monitoring program.
C.       Perencanaan Pengajaran Model Davis
Teknik merancang system belajar berlangsung dalam tahap-tahap sebagai berikut: (1) Menetapkan status system pengajaran, (2) Merumuskan tujuan-tujuan pengajaran, (3) Merencanakan dan melaksanakan evaluasi, (4) Mendeskrepsikan dan mengkaji tugas, (5) Melaksanakan prinsisp-prinsip belajar
D.      Perencanaan Pengajaran Model Tyler
Menurut Tyler prinsip-prinsip pemilihan pengalaman belajar harus dapat memberikan kesempatan pembalajar untuk mengalami tingkah laku yang disebut tujuan pembelajaran khusus (TPK). Pengalaman belajar harus dipilih dengan baik sehingga memberikan kepuasan pembelajar. Untuk itu Tyler mengemukakan model yang berproses dimulai dari menentukan tujuan pembelajaran, seleksi, organisasi, dan evaluasi pengalaman belajar. Secara procedur, Model Tyler dikembangkan dimulai dengan empat pertanyaan utama, yaitu: (1) Tujuan pendidikan apa yang harus diperoleh? (2) Pengalaman-pengalaman belajar apa yang dapat disediakan sehingga tujuan tercapai? (3) Bagaimanan pengalaman belajar dapat diorganisasi secara efektif? (4) Bagaimana kita dapat memutuskan apakah tujuan dapat dicapai?
E. Perencanaan Pengajaran Model Taba
Berpendapat bahwa sebaiknya perencanaan disusun oleh guru sendiri. Guru harus memulai dengan membuat unit-unit belajar mengajar melalui delapan langkah, yaitu, (1) diagnosis kebutuhan, yaitu menentukan kebutuhan mereka karena perencanaan disusun untuk mereka, (2) perumusan tujuan yang akan dicapai, (3) seleksi materi, yakni pokok bahasan yang akan dipelajari, yang mengacu pada tujuan. (4) pengorganisasian materi, yakni penyusunan materi sesuai dengan tingkatan dan urutannya (5) seleksi pengalaman belajar, yakni metodologi dan strategi yang menuntut pembelajar terlibat dengan bahan ajar (6) organisasi kegiatan belajar, yaitu guru mengadaptasi strategi untuk siswanya (7) evaluasi, yakni menentukan apa yang akn dievaluasi dan alat apa yang dipergunakan (8) pengecekan keseimbangan dan urutan, yakni guru perlu mencari konsistensi antara berbagai bagian unit-unit belajar-mengajar untuk kelancaran pengalaman belajar dan keseimbangan jenis belajar.
F.   Perencanaan Pengajaran Model Dick & Carey
Langkah-langkah yang dilakukan menurut model Dick & Carey adalah: (1) mengidentifikasi tujuan pembelajaran umum (TPU), (2) melaksanakan analisis isntruksional, yakni menentukan cara belajar yang diperlukan siswa, (3) mengidentifikasi kemampuan awal dan karakteristik siswa, (4) menuliskan tujuan isntruksional khusus (TPK) berdasarkan analisis instruksional dan rumusan tujuan pembelajaran umum, (5) mengembangkan butir-butir tes yang kriterianya sudah ditentukan. Tes yang disusun harus dapat mengukur kemampuan siswa, (6) mengembangkan strategi isntruksional yang mencakup: kegiatan awal, penyajian informasi, latihan, umpan balik, tes dan kegiatan berikutnya, (7)mengembangkan dan memilih materi pengajaran, penjelasan siswa, tes dan petunjuk guru, (8) menyusun dan melaksanakan evaluasi formatif yang dmaksudkan untuk mengumpulkan data yang dipakai untuk mengidentifikasi bagaimana memperbaiki pembelajaran, (9) merevisi berdasarkan data yang diperoleh dari evaluasi formatif, (10) melaksanakan evaluasi sumatif
G.  Perencanaan Pengajaran Model Kemp
Desain model Kemp merupakan jawaban pertanyaan 1) Apa yang harus dipelajari? (tujuan), 2) Prosedur dan sumber-sumber apa yang sesuai untuk mencapai tingkatan belajar yang diharapkan? (kegiatan dan sumber), 3) Bagaimana kita tahu bahwa tujuan tercapai? (evaluasi).
Berdasar pertanyaan di atas disusunlah perencanaan sebagai berikut: (1) tentukan tujuan, daftar topic, rumuskan tujuan umum dari setiap objek, (2) daftarlah karakteristik siswa yang penting karena untuk mereka perencanaan ini disusun, (3) rumuskan tujuan isntruksional khusus dalam bentuk pemerolehan belajar yang dapat diukur, (4) daftarlah isi/ materi yang menunjang setiap tujuan, (5) kembangkan pretes untuk mengetahui latar belakang pengetahuan atau pengetahuan awal, (6) seleksi kegiatan belajar mengajar dan sumber-sumber pengajaran, (7) koordinasikan sarana-sarana pendukung seperti biaya, tenaga, fasilitas dan jadwal untuk melaksanakan rencana pembelajaran, (8) lakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa.
H.  Perencanaan Pengajaran Model Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI)
Menunjukkan bahwa pengajaran merupakan suatu system dan berorientasi pada tujuan. Lima langkah pokok pengembangannya adalah sebagai berikut: (1) merumuskan tujuan instruksional khusus (TIK/ TPK)Merumuskan TIK/ TPK harus memenuhi empat criteria: a) menggunakan istilah operasional, b) berbentuk hasil belajar, c) berbentuk tingkah laku yang terukur, d) hanya satu jenis tingkah laku. (2) mengembangkan alat evaluasi Guru menentukan jenis tes yang akan digunakan merencanakan pertanyaan untuk masing-masing tujuan. (3) menentukan kegiatan belajar mengajar Guru merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan dan menetapkan kegiatan belajar yang perlu dan tak perlu ditempuh. (4) merencanakan program Guru merumuskan materi pelajaran, menetapkan metode, menentukan alat pelajaran yang akan dipakai dan menyusun jadwal. (5) melaksanakan program Guru mengadakan tes awal, menyampaikan materi, mengadakan tes akhir dan perbaikan.
I.     Perencanaan Pengajaran Model Davis
Teknik merancang system belajar berlangsung dalam tahap-tahap sebagai berikut: (1) Menetapkan status system pengajaran, (2) Merumuskan tujuan-tujuan pengajaran, (3) Merencanakan dan melaksanakan evaluasi, (4) Mendeskrepsikan dan mengkaji tugas, (5) Melaksanakan prinsisp-prinsip belajar
J.     Perencanaan Pengajaran Model Instruksional Development Institute (IDI )
Model ini terdiri atas tiga tahap, yakni: (1) tahap penentuan (define) Yang dilakukan dalam tahap ini adalah a) mengidentifikasi masalah, b) mengnalisis latar belakang siswa, kondisi sekolah dan sumber, c) pengelolaaan kelas: tugas, tanggung jawab dan jadwal, (2) tahap pengembangan (develop) Yang dilakukan dalam tahap ini adalah a) identifikasi tujuan khusus, b) menentukan metode, media dan sumber, c) membuat prototype: paket pelajaran dan instrument evaluasi, (3) tahap penilaian (evaluation) Yang dilakukan dalam tahap ini adalah a) testing prototype dalam rangka evaluasi dan mengumpulkan data, b) menganalisis hasil: tujuan, metode, dan teknik evaluasi, c) implementasi : review, revisi dan tindak lanjut.
K.  Perencanaan Pengajaran Model ROPES
Model perencanaan pembelajaran ROPES dikemukakan oleh Hunts. Model ini terdiri atas langkah-langkah: (1). Review Guru mencoba mengukur kesiapan siswa mempelajari materi dengan melihat pengalaman sebelumnya. (2) Overview Guru menjelaskan program pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan menyampaikan isi secara singkat dan strategi yang akan digunakan. (3). Presentation Proses pembelajaran sebagaimana yang telah direncanakan. (4) Exercise Siswa mempraktikkan atau mengemukakan pandangan tentang materi pembelajaran yang telah diperoleh. (5) Summary Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran sebagai bentuk penguatan.
Contoh Rencana Program Pembelajaran (RPP) Sains Biologi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP I )

Sekolah                                   : SMP Negeri 2 Palu
Mata Pelajaran                      : IPA(IlmuPengetahuanAlam)
Kelas / Semester                    : VII (Tujuh) / 1(ganjil)

Standar Kompetensi:
3. Memahami gejala-gejala alam melalui prosedur ilmiah

Kompetensi dasar:
3.1 Melaksanakan pengamatan objek secara terencana dan sistematis
      untuk memperoleh informasi gejala alam biotik dan a-biotik

Indikator:
1.  Membandingkan gejala alam kebendaan dan kejadian  
     pada objek  abiotik melalui pengamatan
2. Membandingkan gejala alam kebendaan dan kejadian pada objek  biotik  melalui pengamatan

Alokasi Waktu : 5x40’(menit)

A. Tujuan Pembelajaran:
     Pada akhir pelajaran Siswa mampu:
Pertemuan pertama
1.    Menjelaskan gejala alam pada objek abiotik.
2.    Menjelaskan gejala alam pada objek biotik.
3.    Membedakan biotik dan abiotik melalui pengamatan
4.    Menjelaskan pengertian sains
5.    Menyebutkan cabang sains
6.    Langkah-langkah metode ilmiah
7.    Memberikan contoh manfaat sains bagi kehidupan manusia
8.    Menyebutkan sikap-sikap ilmiah
9.    Menyebutkan cabang ilmu pengetahuan alam
Pertemuan kedua
10.    Melakukan pengamatan kualitatif
11.    Melakukan pengamatan kuantitatif
B. Materi Pembelajaran:
1. Peta konsep
2. Uraian Konsep:
-                       Dalam alam semesta kita, dapat dibedakan menjadi 2 komponen, yaitu :

1. Komponen abiotik  merupakan komponen dalam alam semesta yang tidak hidup, misalnya udara, air, cahaya, dll.

2. Komponen biotic
 merupakan komponen dalam alam semesta yang hidup, misalnya manusia,  hewan,  tumbuhan, jamur, bakteri, dll.
-                       Perbedaan Biotik Dan Abiotik adalah:
    Biotik adalah mahluk hidup, yang memiliki ciri-ciri hidup, sedangkan Abiotik adalah   
    benda mati, yang tidak memiliki ciri-ciri hidup. Antara lain Membutuhkan energi, bergerak, bernafas, menerima dan menanggapi rangsang, tumbuh dan berkembang, serta berkembang biak LKS Pengamatan “Ciri-Ciri Mahluk Hidup” “LKS Pengamatan “Pengamatan Kualitatif Dan Pengamatan Kuantitatif” (terlampir)Sains adalah: Belajar tentang alam secara sistematik dan bagaimana Pengaruh lingkungan terhadap manusia dan Sebaliknya.
Sains terdiri dari 3 cabang ilmu yaitu :
1. Ilmu Fisika, mempelajari segala sesuatu tentang abiotik berupa sifat wujud zat dan peristiwa-peristiwa alam.
2. Ilmu Kimia, mempelajari segala sesuatu tentang zat-zat yang terkandung dalam
    komponen abiotik dan biotik.
3. Ilmu Biologi, mempelajari segala sesuatu tentang makhluk hidup.
Langkah-langkah Metode Ilmiah: :
1.                  Mengidentifikasi masalah
2.          Merumuskan hipotesis
3.          Merencanakan Experimen
4.         Melakukan Experimen
5.                  Menganalisis data
6.                  Merumuskan kesimpulan
7.                  Membuat laporan
-          Manfaat sains dalam kehidupan manusia a.l:
Dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
contohnya kita belajar biologi, kita akan tahu tentang apa yang ada di alam ini, mulai dari tumbuhan, hewan hingga manusia. bagai mana seorang manusia bisa menjadi dokter? dia bisa menjadi dokter karena belajar biologi, khususnya anatomi manusia. mempelajari berbagai macam isi badan manusia, fungsinya, penyakit dan penyembuhannya. Kalau kita tidak belajar fisika mungkin tidak akan ada listrik...
Sikap Ilmiah a.l :
 “Scientist” atau ilmuwan mempelajari gejala-gejala alam melalui observasi, eksperimentasi dan analisis yang rasional. Ia menggunakan sikap-sikap tertentu
(Scientific attitudes). Sikap-sikap tersebut antara lain :
a. Jujur
Seorang ilmuwan wajib melaporakan hasil pengamatan secara objektif. Dalam kehidupan sehari-hari mungkin saja ia tidak jujur dari manusia lain, tetapi dalam hal penelitian ia harus sejujur-jujurnya dalam melaporkan penelitiannya.
b. Terbuka
Seorang ilmuwan mempunyai pandangan luas, terbuka dan bebas dari praduga. Ia tidak akan meremehkan suatu gagasan baru. Ia akan menghargai setiap gagasan baru dan mengujinya sebelum menerima/ menolaknya. Jadi ia terbuka akan pendapat orang lain.
c. Toleran
Seorang ilmuwan tidak merasa bahwa ia paling hebat. Ia bersedia mengakui bahwa orang lain mungkin mempunyai pengetahuan yang lebih luas, atau mungkin saja pendapatnya bisa salah. Dalam belajar menambah ilmu pengetahuan ia bersedia belajar dari orang lain, membandingkan pendapatnya dengan pendapat orang lain, serta tidak memaksakan suatu pendapat kepada orang lain.
d. Skeptis
Ilmuwan dalam mencari kebenaran akan bersikap hati-hati, meragui, dan skeptis. Ia akan menyalidiki bukti-bukti yang melatarbelakangi suatu kesimpulan. Ia akan bersikap kritis untuk memperoleh data yang menjadi dasar suatu kesimpulan tanpa didukung bukti-bukti yang kuat.
e. Optimis
Seorang ilmuwa selalu berpengharapan baik. Ia tidak akan berkata bahwa sesuatu itu tidak dapat dikerjakan, tetapi akan mengatakan “ Berikan saya kesempatan untuk memikirkan dan mencoba mengerjakan “.
f. Pemberani
Ilmuwan sebagai pencari kebenaran harus berani melawan semua kesalahan, penipuan, kepura-puraan, kemunafikan dan kebatilan yang akan menghambat kemajuan.
g. Kreatif
Ilmuwan dalam mengembangkan ilmunya harus selalu kreatif agar terlihat lebih menarik.
Cabang-cabang utama dari ilmu alam adalah:
·       Astronomi
·       Biologi
·       Ekologi
·       Fisika
·       Geologi
·       Geografi fisik berbasis ilmu
·       Ilmu bumi
·       Kimia
Cabang Ilmu Biologi
Berikut ini adalah cabang-cabang dari ilmu biologi :
1. Anatomi - adalah ilmu biologi yang mempelajari seluk beluk susunan tubuh makhluk hidup.
2. Bakteriologi - adalah ilmu biologi yang mempelajari seluk beluk bakteri dan
kehidupannya.
3. Botani - adalah ilmu biologi yang mempelajari seluk beluk tumbuhan dan kehidupannya.
4. Ekologi - adalah ilmu biologi yang mempelajari seluk beluk makhluk hidup dengan lingkungan alam tempat tinggalnya (habitat)
5. Embriologi - adalah ilmu biologi yang mempelajari seluk beluk pengkembangan suat organisme semenjak berbentuk telur hingga menjadi embrio.
6. Entomologi - adalah ilmu biologi yang mempelajari seluk beluk serangga beserta kehidupannya.
7. Evolusi - adalah ilmu biologi yang mempelajari seluk beluk perkembangan makhluk hidup mulai dari bentuk yang sederhana hingga yang kompleks.
8. Fisiologi - adalah ilmu biologi yang mempelajari seluk beluk proses serta kegiatan yang dilakukan oleh makhluk hidup.

9. Genetika - adalah ilmu biologi yang mempelajari seluk beluk penurunan sifat suatu makhluk hidup kepada keturunannya.
10. Higien - adalah ilmu biologi yang mempelajari seluk beluk pemeliharaan kesehatan manusia.
11. Histologi - adalah ilmu biologi yang mempelajari seluk beluk susunan serta fungsi bagian-bagian yang ada pada jaringan makhluk hidup.
12. Mikrobiologi - adalah ilmu biologi yang mempelajari seluk beluk organisme renik (mikro) serta kehidupannya.
13. Palaeontologi - adalah ilmu biologi yang mempelajari seluk beluk kehidupan makhluk hidup di masa lalu serta kehidupannya dengan mempelajari fosil yang berasal dari masa
lampau.
14. Parasitologi - adalah ilmu biologi yang mempelajari seluk beluk parasit, baik pengaruh terhadap makhluk hidup lainnya maupun kehidupannya.
15. Sitologi - adalah ilmu biologi yang mempelajari seluk beluk susunan serta fungsi bagian-bagian yang ada pada sel makhluk hidup.
16. Virologi - adalah ilmu biologi yang mempelajari seluk beluk virus, baik pengaruh terhadap makhluk hidup lainnya maupun kehidupannya.
17. Zoologi - adalah ilmu biologi yang mempelajari seluk beluk hewan serta kehidupannya.

C. Metode Pembelajaran:
      1. Model:
                        * Direc Instruksional
                        * Inquiri
                        * Kooperatif Learning

      2. Metode:
                        * Demonstrasi
                        * Eksperimen
                        * Diskusi tanya jawab

      3. Mata pelajaran terintegrasi : Matematika, fisika dan bahasa

      4. Kemampuan berfikir           : Mengkomunikasikan, Menularkan,
          Menyimpan informas dalam bentuk table dan jawaban pertanyaan..
     5. Kemampuan Ilmiah    : Siswa dapat menggunakan sikap ilmiah, langkah-
         Langka  metode ilmiah dalam kehidupannya.             
D. Langkah-langkah Kegiatan:
     1. Pertemuan pertama (2x40’)
            a. Kegiatan Pendahuluan (10’):
                  * Apersepsi                      : Jawablah pertanyaan awal pada Artikel
“Ciri-ciri mahluk  hidup”  
Motivasi                  :Apa perbedaan mahluk hidup dan benda mati?.
Topik                                  : ”Ciri-ciri Mahluk Hidup”.

            b. Kegiatan Inti: (55’)
Siswa berkelompok menurut kesepakatan antara siswa dan guru.
Siswa membaca Artikel “Ciri-ciri mahluk hidup” (terlampir) dan buku siswa.
* Siswa menyimak penjelasan guru tentang cara melakukan pengamatan dihalaman sekolah   
Siswa melakukan pengamatan dihalaman sekolah didampingi oleh guru.
* Siswa kembali kekelas dan setiap kelompok mendiskusikan hasil pengamatannya, menjawab pertanyaan pada akhir artikel serta membuat kesimpulan.
*  Siswa mempresentasikan didepan kelas diwakili oleh ketua kelompok masing- 
     masing dibimbing oleh guru.
c. Kegiatan penutup (20 Menit)
* Guru memberikan beberapa pertanyaan lisan untuk memastikan apakah   
   tujuan pembelajaran tercapai.
* Guru memberikan tugas rumah (PR) Membaca artikel “Metode Ilmiah
2. Pertemuan Kedua : (40’)
             a. Kegiatan Pendahuluan: (5’)
                  *   Motivasi                     : Sebutkan langkah-langkah metode ilmiah.
                  *   Pengetahuan prasarat : Bagaimana langkah-langkah yang akan ditempuh apabilah  melakukan pengamatan dalam laboratorium.
                  *   Topik                      : Pengamatan Kualitatif Dan Pengamatan Kuantitatif.
             b. Kegiatan Inti : (30’)
                  *   Meminta siswa membaca LKS ”Pengamatan Kualitatif Dan
                       Pengamatan Kuantitatif”.
*   Menjelaskan cara kerja pada LKS tersebut.
*   Membimbing siswa melakukan pengamatan sesuai LKS.
*   Siswa mempresentasikan hasil pengamatan didepan kelas  
     perkelompok secara bergantian
*   Siswa membuat kesimpulan dengan bimbingan

             c. Kegiatan Penutup (5’)
                  *   menyajikan pertanyaan sebagai uji kompetensi
                      - Menjelaskan perbedaan pengamatan kualitatif dan kuantitatif
                      - berikan contoh mengamati dengan melihat dll


E. Sumber Belajar
1.    Buku Siswa: Departemen Pendidikan Nasional DirJen. Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pembinaan SMP Jakarta Mei 2007
2.    Buku Penunjang For Yunior high School 1 (Bilingual) Terbitan Yudhistira des 2009
3.    Alat-alat laboratorium: thermometer batang dan stop wath
4.    LKS: Pengamatan Kualitatif dan kuantitatif

F. Penilaian Hasil Belajar
a. Teknik penilaian
- Tes tertulis  
- Tes unjuk kerja
b.Bentuk instrumen:
- Isian  dan  PG
- Uji petik kerja prossedur dan produk

a.    Contoh instrumen:
- Instrumen tes isian :
-       Soal :
-       Dalam alam semesta, dapat dibedakan menjadi 2 komponen, yaitu :
Jawab:
1. Komponen abiotik
   merupakan komponen dalam alam semesta yang tidak hidup, misalnya udara, air, cahaya, dll.
2. Komponen biotic
 merupakan komponen dalam alam semesta yang hidup, misalnya manusia, hewan,  tumbuhan, jamur, bakteri, dll.
- Contoh  tes PG:
Dalam pengetahuan alam, kamu mengembangkan hipotesis
a.                           Sebelum melaksanakan eksperimen
b.                          Selama eksperimen
c.                           Setelah eksperimen
d.                          Tidak pernah
Kunci  : b
Skor  = 1

- Uji petik kerja prosedur dan produk:
Lakukan pengamatan “Ciri-ciri mahluk hidup” secara berkelompok dan temukan perbedaan mahluk hidup dan benda mati kemudian buatlah kesimpulan

Rubrik Pengamatan “Ciri-ciri Mahluk hidup”
  No.
     Aspek
  Skor
    1.
 Melakukan kegiatan dengan prosedur yang benar sesuai LKS
    1
    2.
 Dapat bekerja sama dengan anggota kelompok
    2
    3.
 Mengorganisasi data dengan benar
    1
    4.
 Membuat kesimpulan dengan benar
    1
   

Jumlah skor

   5

Lakukan kegiatan pengamatan kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan semua alat indera serta alat ukur yang ada sesuai LKS.
Dapatkan hasil pengamatan kualitatif dengan indera, dan pengamatan kuantitatif dengan alat ukur lab serta bandingkan dengan menggunakan tabel.

Rubrik Pengamatan “Kualitatif dan Kuantitatif”
  No.
     Aspek
  Skor
    1.
 Melakukan kegiatan dengan prosedur yang benar
    1
    2.
 Melakukan pengamatan dengan indera dan alat lain dengan benar
    2
    3.
 Mengorganisasi data dengan benar
    1
    4.
 Membuat kesimpulan dengan benar
    1
   

Jumlah skor

   5
























BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
-          Keberhasilan suatu proses pengajaran sangat ditentukan oleh perencanaan yang dibuat guru. 
-          Komponen-komponen dalam perencanaan pembelajaran harus disusun atau dikembangkan secara sistematis dan sistemik
-          Dari berbagai model perencanaan pembelajaran yang disajikan di atas, dapat disimpulkan bahwa yang harus dirumuskan oleh guru dalam merencanakan pembelajaran adalah:
a. tujuan instruksional (umum dan khusus)
b. penentuan materi
c. langkah-langkah kegiatan belajar mengajar
d. penentuan metode
e. pemilihan media
f. penyusunan evaluasi dan revisi
g. pemberian umpan balik
Saran
-          Diharapkan guru tetap merencanakan pengajarannya sebelum memulai aktifitas pembelajaran agar proses pengajaran berjalan dengan baik dan diharapkan memperoleh hasil yang baik yang tentunya berimbas pada peningkatan mutu pendidikan.




Daftar Pustaka
Depdiknas. 2005. Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa dan Sastra Indonesia.
Hamalik, Oemar. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem . Jakarta: Bumi Aksara.
Joyce, 2009. Models of teaching. Pustaka Pelajaran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar